Kisah Gadis Bersenyum Palsu : Titik Awal





Pernahkah kau melihatnya ? melihat sosok gadis dengan senyum palsu yang menyungging di garis bibirnya. Hari ini, aku melihatnya. Sosok gadis yang kutemukan tengah berjalan cepat dengan wajah menatap iringan langkah cepatnya. Tak pernah ku melihatnya sekedar mengangkat kepalanya. Seakan-akan tundukan kepalanya adalah ciri khasnya. Hal terpenting dalam dirinya. Yang tak akan pernah diketahui oleh siapapun.

Namun, aku selalu percaya kalimat "Don't Judge Book from The Cover". Dan benar saja, aku melihatnya lagi. Kali ini, dengan sisi yang berbeda darinya. Senyum secerah bunga matahari tersinggung di bibirnya, kepalanya terangkat tegak dan pasti, penuh kepercayaan diri. Seperti bukan dirinya yang kulihat 3 jam yang lalu. Ia terus tertawa sepanjang jalan. Menebarkan keceriaan bagi orang-orang disekitarnya.

Percaya atau tidak, aku satu kelas dengannya. Ia duduk di baris ketiga bersama ketiga teman barunya. Gadis itu terlihat biasa saja dengan kepolosannya. Dan cara dia tertawa membuatku tersenyum. Namun, aku merasakan keanehan dari sikapnya. Dan sepertinya, memang hanya aku yang merasakan keanehan itu. Gadis itu seakan-akan hidup bila bersama teman-temannya. Tapi tidak jika ia sedang sendiri. Terutama saat ia sendiri di tempat ramai. Ia akan menjadi seorang putri malu. Menundukan wajah, bola mata yang hanya melihat lantai terus menerus, gerak-gerik tubuh yang seakan-akan takut akan pandangan orang-orang terhadapnya, matanya yang diliputi rasa gelisah dan ketakutan.

Aku tak mengerti akan sikapnya. Namun nyatanya, aku menikmatinya. Sampai aku melihatnya hari ini. Tatapan mata gadis itu serius memandangi sesosok lelaki dengan perempuan di depannya. Sosok lelaki itu tengah memberikan almamater kepada sang perempuan. Entah mengapa, bola mata gadis itu perlahan meredup. Seakan mengatakan bahwa ia kecewa dan malu. Barulah aku berpikir, bahwa gadis itu menyukai sosok lelaki tadi. Aku tak tahu seberapa suka gadis itu terhadap lelaki tadi, namun dari sorotan matanya, aku berani bertaruh, ia hanya baru mulai menyukai lelaki itu.





Gadis itu terluka. Jelas. Dan jelas sekali bahwa ia tertipu oleh imajinasinya sendiri. Ia merasa malu karena terlalu percaya diri terhadap imajinasi serta bayang-bayangnya. Ia memang baru mulai menyukainya, tapi memulai baginya sangatlah berarti, sampai ia melihat kenyataan, ia menarik diri dan tak ingin terbelenggu oleh imajinasinya. Aku dapat melihat isi hatinya dengan senyuman yang tersungging dari bibirnya saat ini. Senyum yang mengatakan bahwa dirinya telah tertipu dan memutusakn untuk menyerah.

gadis yang mencintai sepenuh hati dan mudah untuk melepaskan bila ia tengah kecewa dan terluka karenanya. Aku pernah mendengarnya bercerita bahwa ia tidak menyukai novel dan sejenisnya. Namun jika aku boleh menerjemahkan kalimat gadis itu yang sesungguhnya adalah, ia menyukai novel, namun ia tak suka ketika dirinya mencoba menjadi pemeran utama dalam kisah novel tersebut. Ia selalu merasa kisah novel itu akan terwujud di dunianya, namun kenyataan yang ia terima tak sebanding dengan kisah-kisah yang ia baca selama ini. justru sangat berkebalikan.

Gadis yang menarik perhatianku sejak awal. Gadis yang kedatangannya penuh keceriaan, namun kesendiriannya penuh dengan misteri. aku akan menceritakannya kembali ketika aku menemukan 'sesuatu' dari dirinya.



Komentar

Postingan Populer